Tuesday, April 29, 2008

broken-windows theory

Dulu bapakku selalu bilang supaya pintu & jendela digembok, lampu kecil dinyalain, pokoknya semua harus tertib, teratut, terkunci. Sampai sekarang pun di usianya yang hampir ke-85, masih teteup! Dulu kalau ditanya kenapa, karena pengalaman jawabnya. "Maling tu seneng liat yang nggak terawat gitu. Jadi malah kasih kesempatan buat mereka!" Aku malah sebel banget, karena satu rumah jadi heboh cuma gara2 kunci ga ada atau pintu yang ga ditutup. Jadi paranoid!


Tapi ternyata sekarang aku sibuk dengan teori itu buat Masterarbeit, paling nggak sedikit berhubungan. Bingung hubungannya dimana? Di Studentprojekt-ku & Sarah Meyer dibahas mengenai bagaimana orang membentuk persepsi dan mengkonstruksi ruangnya sehubungan dengan kriminalitas. Sampai pada suatu teori "broken-windows theory" yang menerangkan ttg mekanisme persepsi manusia tentang suatu kesan yang menimbulkan rasa takut bagi orang pada umumnya atau justru seperti memberi peluang pada yang mau berbuat jahat. Seperti judulnya "broken-windows" yang artinya kaca pecah, bukan berarti langsung menyebabkan meningkatnya angka kejahatan di suatu daerah. Teori ini dimunculkan oleh Wilson & Kelling, polisi di New York tahun 1982. Di teori itu disebutkan, kalau kaca jendela yang pecah di sebuah rumah bisa membawa pengaruh terhadap lingkungannya. Misalnya kaca jendela itu ga diperbaiki langsung, maka ada kemungkinan kerusakan makin bertambah & orang makin leluasa berbuat. Karena dibalik itu orang mungkin berpersepsi, kalau rumah itu tidak dirawat & tidak ada yang memperdulikannya. Nah, kalau begitu peluang buat orang yang hendak berbuat kejahatan dirasa makin besar..

Sebenernya bukan cuma kaca pecah, makna dibalik itu adalah sesuatu yang tidak terpelihara, ketidakaturan, "disorder". Jadi bisa aja kehadiran orang-orang yang tidak diiginkan, keadaan kumuh, sampah bertumpuk, daerah prostitusi, dll bisa menyebabkan orang merasa tidak aman disitu, dst sampai pada akhirnya daerah itu diberi julukan daerah rawan. Selain itu berperan sekali penyebaran berita itu dari mulut ke mulut atau lewat media masa, tv atau radio atau koran. Pernah liat Buser atau Sergap? Nah, secara sadar nggak sadar informasi2 itu masuk ke otak & nempel. Padahal sih, belom tentu benar 100%. Mungkin iya bagi yang dah jadi korban di suatu daerah. Pendek kata itu bagian dari proses persepsi yang ada dalam black box kita di kepala.

Mmh, trus pesan moralnya apa? Yah, pokoknya berhati-hatilah setiap saat, peliharalah lingkungan kita, jangan sampai jadi sarang kejahatan, juga jangan lantas selalu berburuk sangka tiap kali melihat sesuatu yang buat kita "disorder"...

No comments: