Friday, September 26, 2008

Idul Fitri 1429 H

Kami sekeluarga mengucapkan...
SELAMAT IDUL FITRI 1429 H
Minal Aidin wal Faidzin
Mohon dimaafkan lahir dan bathin
dan semoga amal ibadah kita di bulan Ramadhan
diterima Allah SWT, amien...

Salam hangat dari Karlsruhe,

-rinigunturrana-

Friday, September 19, 2008

malu aku malu...

Hehe, aku baru aja inget kejadian waktu aku kelas satu SD dulu. Yah, lucunya sih nggak seberapa, tapi malunya itu loh. (Iya lah, aku kan pemalu, apalagi waktu SD dulu, hehehe). Aku dulu sekolah di SD Yapenka yang letaknya ga sampai 50 meter dari rumah. Nah, guru kelas 1A bernama Pak Margono (sekarang dimana ya?), beliau baik sekali, lucu, jarang marah pula. Biasa lah, kelas satu SD dulu belajarnya masih belajar membaca & matematika tambah kurang. Pak Margono pesan, supaya kita jangan saling mencontek.
Nah, waktu kita pertama kali diajar pengurangan, aku pun kebingungan. Soalnya belum dapet tuh yang namanya konsep pengurangan. Rupanya teman sebangku-ku juga belum ngeh. Begitu dikasih soal, aku coba ngitung. Berhubung persediaan jari tangan dan kaki terbatas, akhirnya aku pinjem jari teman sebangkuku, si Rilly, dan kita pun bekerja sama. Dengan sangat serius, kita berusaha saling menyalin dalam menyelesaikan masalah. Kayanya tuh kita akhirnya bukan belajar pengurangan, malah kita akhirnya melakukan penambahan, entah gimana, tapi sambil dihitung mundur. Pokoknya kira-kira jawaban kita keliatan benar & meyakinkan. Eh, begitu diperiksa Pak Margono, kita berdua langsung ditanya, "Hayo, kalian nyontek ya??" "Enggak, kok, Pak," jawab kita yakin. "Kok hasilnya bisa sama?" tanyanya lagi. Kita berdua senyum malu-malu. Ya iya lah ketauan, lha wong jawabannya sama, salahnya sama pula. Hahahaha... gimana ga ketauan? Malu deh...

Tuesday, September 16, 2008

melihat lebih jelas

Kutip dari lagunya Sherina di film "Petualangan Sherina" yang bertema bintang di langit, jadi inget sesuatu. Agar lebih bijaksana. Kalau segala sesuatu ga dinilai dari sudut pandang kita aja. Bukan berarti apa yang kita lihat salah atau nggak penting untuk disampaikan, tapi kita kadang perlu juga melihat dari sisi lain. Yah, ga harus selalu serius sih, cuma sekedar lewat kok, kaya kejadian berikut.
.
Waktu Grillen di Kampus, Sommer 2008
r: "Prof, saya pulang dulu ya, udah malem nih, jam sembilan... Kayanya anak saya udah capek."
p: "Udah jam sembilan? Ini baru jam sembilan lagi.."
r: "Heheheh..." (sambil senyum kecut) "tapi kan relatif, Prof"
p: "Iya, benar, tapi emang selalu begitu"
Ya, iyalah, buat beliau dan yang lain, pesta baru aja dimulai, apalagi mereka baru selesai main bola dan mulai makan lagi. Tapi buat rana dan aku atau ayahnya rana, ini sudah jam sembilan yang artinya jam tidurnya rana, walaupun matahari belum tenggelam. Hehehe, emang susah deh ngomong sama Prof, ujung2nya dianalisa juga...
.
Waktu di Perpustakaan Kampus, Winter 2007
r: "Nan, kamu ga pulang liburan?"
n: "Pengennya, sih, tapi sekarang saya masih ujian, masih pusing. Kalau sudah selesai, rencananya mau cari oleh-oleh." (Nan mau pulang kampung ke Cina)
r: "Wah, asik dong, bisa pulang. Beli oleh-olehnya banyak ya?"
n: "Itulah, saya bingung nih."
r: "Lho, kok? Kenapa?"
n: "Iya, soalnya disini banyak banget barang buatan Cina, jadi saya harus hati-hati. Soalnya kalau kejadian, saya pulang bawa oleh-oleh yang made in China juga, malu lah..."
r: "Oiya ya..."
.
Kayanya pernah saya ngalamin kejadian itu, pengennya bawa oleh-oleh yang made in Germany, tapi apa daya, sekarang jarang banget. Merek-merek yang bagus pun diproduksi di Cina. Kebayang ga sih, apalagi kalau orang Cinanya sendiri, pasti lebih ga enak bawa oleh-oleh barang dari Jerman, tapi made in China. Heheheh...

Monday, September 15, 2008

brrr... dingin bangedd!!

(Di Haltestelle Europaplatz, Februari 2006)

Padahal ya, secara resmi musim gugur belum dimulai, tapi mulai dari minggu ke-2 puasa, cuaca mulai dingin. Sedikit hujan atau gelap mendung. Tapi sekarang ini kayanya udah harus pakai sweater deh, soalnya duinggiiinn buangggettt!! Mungkin aja sih karena kita lupa gimana dinginnya musim gugur, musim dingin bersalju atau awal musim semi. Selama ini kita menikmati banget yang namanya musim panas. Yah, walau ga panas banget, tapi lumayan lah, kan hati ikut cerah.

Suhu udara di luar sih kayanya masih berkisar 11-20 derajat Celcius, dibanding minggu lalu, kali ini lebih berasa dinginnya. Sampai kita dah nyalain heater alias Heizung dirumah. Padahal ini belum winter beneran loh! Siapa bilang kalau winter itu romantis?? (sodaraku sih) Aku rasa itu karena kebanyakan nonton doku asia semacam Winter Sonata. Alamaak dingin lagi. Kalau boleh nebak, nih, artisnya juga bisa beku waktu take film itu. Heheheh.. Apalagi saljunya sampai tebal macam disana. Karlsruhe sih relatif jarang salju, paling bertahan cuma seminggu selebihnya becek doang.
Repotnya musim dingin, baju mesti berlapis-lapis, sepatu mesti yang tebal termasuk solnya, sarung tangan sama syal jangan ketinggalan. Udah gitu kalau masuk pertokoan, pasti mulai kegerahan karena di dalam toko dipasang penghangat ruangan, kalau masuk rumah sepatu harus dicopot kalau ga mau becek, belum payung dan jas ujan. Brrr... Itu perlengkapan buat orang dewasa masih mending, bisa awet bertahun-tahun dipake. Nah, kalau anak kecil, seumur rana yang masih masa pertumbuhan? Alamat tiap musim ganti baju juga ganti. Baju winter tahun lalu belum tentu masih bisa dipakai lagi tahun ini, soalnya dah kesempitan. Belum sepatu boot, sarung tangan, dll dll. Hehehe...

Tapi ah, kapan lagi bisa nikmati musim dingin disini? Mungkin aja lain kali dah di Jakarta tercinta dan harus menikmati banjir di musim hujan atau kepanasan berkeringat... ^_^

Monday, September 8, 2008

ich hab die nasse voll...

ich hab die nasse voll, von deutschsprechen, von schreiben, von datenbereinigen, von sitzen vor dem komputer, von richtig shcreiben, indem man gross und klein schreiben muss, von kochen und niemand isst, von faulensen, von sagen viel aber nichts machen, von putzen, von wäsche waschen... usw. aber ich denke, ich muss mich korrigieren, meine seele und körper reinigen, muss öfter dankbar sein, dafür dass ich noch am leben und mit meiner familie zusammen bin. ich muss mich anstrengen und meine soweit verbrachten leistungen verbessern. ich will... wirklich, ich muss und will. aber wieso bin ich immer noch faul und noch nicht etwas erreichen? ich hab was verloren, aber immer noch was bekommen. rini, streng dich an!! tue das rihctige!! die zeit ist fast um!!

tak ada gading yang tak retak...

Kalau kata peribahasa, tak ada gading yang tak retak, benar itu... apalagi gelas! Masih inget tulisanku tentang gelas Amaretto? Wikiki... akhirnya kejadian juga. Salah satu dari gelas itu di Cafe Kehrle pecah. Kapan ya? Kalo ga salah sih hampir tiga minggu yang lalu. Gini nih, kalau pikiran melayang-layang, tenaga berlebih, tangan kurang koordinasi plus underestimate atau lebih tepatnya overestimate. Selama ini kan aku menganggap kalau gelas itu cukup sakti, terbukti dari beberapa kali benturan, tapi ga pecah. Nah, dihari yang naas itu, salah satu gelas itu terguling, karena nampan yang berisi kumpulan gelas kotor itu penuh sekali. Si Amaretto nyenggol gelas lain dan "bugg" gitu bunyinya, bukan "kryompang". Aku pikir dia tahan banting, ternyata pas aku tengok... alamak... dah retak dia. Wuidih, payahnya aku. Baru enam bulan kerja disitu, aku dah ga tau berapa gelas atau pecah belah yang dah ga sengaja aku pecahin atau retakkin. Yah, ga banyak banget sih, tapi lima ada kali ya... Ups, maaf bos! Untung bos ku baik hati dan selalu menganggap kalau ada yang pecah, ya resiko pekerjaan gitu. Ga itung2an deh... Berhubung retaknya dari ujung atas sampai ujung bawah, ga mungkinlah gelas itu dipakai lagi. Akhirnya aku pensiunkan si Amaretto di tempat gelas dan botol yang bakal dibuang. Ga kebayang aku, kalau itu kejadian sama gelas Wine. Wah, ga lagi-lagi deh overestimate. Gading aja bisa retak, apalagi kaca... iya gag?!!

Wednesday, September 3, 2008

berenang-renang...


Hari Minggunya, setelah Sabtu pergi ke Durlach Turmberg, kami berencana keluar. Ya, alasannya sih mau menikmati cuaca panas, yang katanya bakal sebentar lagi abis dan berganti musim gugur, selain hari seninnya dah mulai puasa. Akhirnya kita keluar rumah baru jam 5 sore sesudah puas bermalas-malasan. Kita jalan kaki ke Turmbergbad, kolam renang yang letaknya di kaki bukit Durlach Turmberg. Ya, sekitar 10 menit dari rumah. Agak skeptis sebenernya, soalnya dah kesorean, takut aja kolam renangnya tutup jam 6 sore. Kan cape jalan doang ya...

Untungnya kolam renang buka sampe jam 7 malem. Beda istilah, kalau disini ada dua jenis kolam renang, satu Freibad alias kolam renang terbuka, satu lagi Schwimmbad alias kolam renang tertutup. Beda kalau di Indonesia hampir semua fasum kolam renang itu ga pake atap alias terbuka, disini ga semuanya seperti itu. Makanya ada dua jenis. Yang terbuka berfungsi kalau lagi Sommer, tapi selain itu tutup, secara dingin gitu lohh... Nah, karena yang lebih sering kita kunjungi sih Schwimmbad (yang tertutup itu), jadilah kali ini kita pengen nyobain Freibad. Yah, kalau diliat sih hampir sama kaya di Situ Gintung atau Sawangan, tapi lebih variatif aja. Kalau bisa dibayangin sih kaya sekelas PI tapi harga sama kaya Lebak Bulus. Hehehe, asik ya?

Pokoknya terbuka banget. Ada Platschbecken buat anak kecil, cuma sedengkul, yang dilengkapi sama perosotan. Ada Nicht-Schwimmerbecken, buat yang bukan berenang serius plus main perosotan yang dari atas melingkar-lingkar gitu lo plus air mancur dll. Ada lagi kolam yang buat berenang serius alias Schwimmerbecken, kira2 seukuran buat lomba lah. Fasilitas lain lagi adalah taman yang segede gaan plus tempat main bola, main pasir, berjemur, sama kantin.

Yah, lumayan lah kita berenang satu setengah jam. Itu aja rana masih nangis2 minta lagi. Padahal dia dah menggigil sampe bibirnya mulai biru, gara-gara airnya dingiiiiin buuuuangggeeettt kaya di puncak aja. Sampe akhirnya baju renang oranye dari uti dicopot, soalnya makin bikin dingin. Lumayan lah, yang penting dah nyobain ke Freibad. Mungkin sebaiknya ke Freibad kalau cuacanya bener-bener panas kali ya, soalnya kan waktu itu sempet mendung, jadinya airnya masih dingin juga. Oke deh, sampai lain kali...